1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Turki Siap Dukung Kurdi

Grahame Lucas (as)22 Oktober 2014

Reputasi Turki dalam beberapa pekan terakhir merosot drastis, gara-gara menolak membantu kaum Kurdi mempertahankan Kobani. Ankara kini bersedia mengubah sikapnya. Komentar Grahame Lucas.

https://p.dw.com/p/1DZ8P
Kobane Syrien Kämpfe Grenze Türkei Soldaten 03.10.2014
Foto: Reuters/Murad Sezer

Citra Turki merosot dramatis di mata Uni Eropa dalam beberapa pekan terakhir. Penolakan Ankara membantu kaum Kurdi Suriah melawan gempuran Islamic State di kota perbatasan Kobani, dinilai sebagai ekspresi dari kepentingan nasional sempit di atas kepentingan internasional.

Bagi Turki yang lebih penting adalah mempertahankan kontrol terhadap kaum Kurdi ketimbang memerangi Islamic State. Di satu sisi, memang bisa dimengerti jika Turki menolak membantu Kurdi di Suriah, menimbang hubungan mereka dengan kelompok Kurdi di Turki - PKK yang dikategorikan teroris dan sudah tiga dekade melakukan pemberontakan terhadap Ankara, demi membangun wilayah otonomi Kurdi di Timur Turki.

Inilah alasan Turki menolak membuka perbatasannya ke Suriah dan mengizinkan penerbangan bahan bantuan untuk memperkuat posisi pejuang Kurdi yang mempertahankan Kobani. Ankara juga menolak permintaan Amerika Serikat untuk menggunakan pangkalan udaranya. Dampaknya, Amerika dan NATO memprihatinkan politik Turki. Bahkan sejumlah pengamat, meragukan kelayakan Turki sebagai mitra NATO.

Tapi di sisi lain, masalahnya juga menyangkut prioritas. Apakah masalah Kurdi menjadi ancaman nyata dan gawat bagi Turki di saat ini? Jawabannya tegas: Tidak! Apakah Islamic State jadi ancaman serius bagi rakyat di kawasan bersangkutan dan juga yang jauh dari sana? Jawabannya juga jelas: Ya! Kenyataan ini diakui semua pihak, kecuali Turki. Masyarakat internasional sudah menuntut aksi secepatnya, dan kooperasi sepenuhnya dari Turki amat vital.

Deutsche Welle DW Grahame Lucas
Grahame Lucas pimpinan redaksi South-East Asia DW.Foto: DW/P. Henriksen

Kelihatannya Turki sekarang sudah menyadari pesan penting ini. Menteri luar Negeri Mevlust Cavusoglu walau terlambat, mengumumkan negaranya membuka koridor bagi pejuang Kurdi dari Irak, untuk memperkuat Kurdi Suriah di Kobani, untuk melawan ISIS, dan dengan itu mencegah pembersihan etnis di Suriah.

Sebuah langkah yang datang di menit-menit terakhir. Washington yang sudah kecewa berat terhadap penolakan Turki untuk menggunakan basis angkatan udaranya, memutuskan suplai bantuan senjata, obat-obatan dan logistik lewat udara ke posisi Kurdi di Kobani. Ini merupakan konsekuensi logis dari penolakan ngotot Ankara.

Pertanyaannya kini, seberapa jauh Turki akan bertindak untuk mengurangi tekanan terhadap Kobani serta kaum Kurdi di Suriah dan Irak? Apakah Ankara kini akan bekerjasama sepenuh hati dengan Washington, atau akan melangkah lebih jauh?

Para pakar di barat menyimpulkan, serangan udara koalisi, tidak akan mampu mengalahkan milisi Islamic State. Sementara kaum Kurdi di Suriah dan Irak, merupakan satu-satunya kelompok yang bersedia berjuang agar kawasan itu tidak karam dan sangat dibutuhkan untuk memerangi ISIS. Jadi, mereka juga punya hak untuk mendapat dukungan sepenuhnya dari masyarakat internasional termasuk juga dari Turki.