1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Robot Pintar dengan Emosi Artifisial

11 Mei 2009

Ilmuwan dan pabrik robot Eropa mengembangkan robot cerdas dengan emosi artifisial "Berti" sebagai alat bantu manusia di masa depan.

https://p.dw.com/p/HnzB
Prototype robot pintar yang dikembangkan di Jepang.Foto: AP

Pembuatan robot pintar atau sosok manusia buatan cerdas, sejak lama menjadi impian manusia. Kecerdasan buatan pada robot terutama bertujuan memberikannya sentuhan emosional, sehingga robot ini dapat menjadi teman akrab manusia. Hasil penelitian terbaru ke arah itu dipamerkan di Musium Ilmu Pengetahuan London. Robotnya diberi nama Berti. Sosoknya mungkin mengingatkan kita pada robot cerdas dalam film Terminator. Perbedaannya, Berti bersikap lebih ramah. Robot ini bisa bermain seperti anak-anak, dengan permainan kertas, batu dan gunting. Berti termasuk salah satu robot yang paling canggih di dunia. Robot ini mampu menirukan gerak dan mimik manusia ketika berbicara dan bermain. Robot Berti adalah produk kolaborasi antara para periset di berbagai Universitas dan sejumlah perusahaan di bidang robotik.

Robot Berti tidak memiliki kaki, namun diposisikan di atas meja, sehingga tingginya seukuran manusia. Lengan-lengannya kokoh dan wajahnya tanpa emosi. Warnanya didominasi hitam, dan sepintas mirip sosok robot dalam film Terminator.

Kesan seram menghilang, ketika robot canggih itu bermain batu, kertas dan gunting, sebuah permainan anak-anak yang cukup populer di Eropa, dengan para pengunjung musium. Robot ini memang tidak selalu memenangkan permainan. Inilah perbedaannya dengan robot lain, kata Craig Fletcher dari Elumotion perusahan pembuat robot Berti :

“Kita melakukan permainan psikologis. Para pemain saling memperhatikan dan mencoba menebak. Ini sebetulnya hanya program ujicoba, dan kami yang memprogram robotnya. Juga jangan lupa, robot ini akan mengingat semua langkah anda. Ia memiliki kemampuan tsb.“

Craig Fletcher menambahkan, ia dapat memprogram Berti agar belajar dari manusia, memainkan lebih banyak games psikologis dan membaca emosi pemain lawannya. Bersamaan dengan itu serangkaian komputer yang diprogram untuk membaca emosi manusia, juga mendemostrasikan kemampuannya secara simultan.

Hannover Messe Messebesucher mit Entertainment Roboter Gilberto
Robot penghibur di pekan raya Hannover.Foto: AP

Semua ini merupakan bagian dari proyek Uni Eropa yang disebut “European Feelix Growing Project“, yang dilaksanakan bekerjasama dengan Universitas Herfordshire.

Peneliti di universitas tsb, Dr.Lola Canamero mengatakan : “Kami mentargetkan robot pendamping dan robot binatang peliharaan. Robot-robot yang dapat hidup bersama dengan kita di rumah, tumbuh dan mengembangkan perilakunya serta belajar bagaimana mereka berinteraksi. Namun kami lebih tertarik pada robot yang belajar mengenali emosi manusia. Misalnya, apakah kita ingin dibiarkan sendirian atau ditemani bermain. Kami mengembangkan algoritma untuk mempelajari dan mengenali bagaimana ekspresi emosi pada wajah, pada suara atau pada gerak-gerik kita.“

Robot-robot itu akan mendeteksi sifat manusia dan dapat merespons suara mereka. “Kita dapat bermain games dengan robot itu dan kita dapat berbicara dengannya. Robot tsb mampu mengubah ekspresi emosinya, bahagia, sedih atau marah, tergantung dari suara kita atau misalnya pada saat kita menjawab pertanyaannya,“ kata Dr.Canamero lebih lanjut.

Robot Berti bahkan dapat menunjukkan emosi seperti manusia. Peneliti dalam proyek robot pintar tsb, Dr. John Murray mengatakan : “Jika saya menyembunyikan diri, robotnya menjadi sedih, karena tidak bisa melihat saya. Dan jika saya tiba tiba muncul di hadapannya lagi, robot kembali mengubah ekspresinya menjadi bahagia“.

Japan Robot
Prototipe robot pembantu manusia buatan Jepang.Foto: AP

Tentu saja ada tugas lain yang dirancang untuk robot pintas semacam Berti. Misalnya untuk dijadikan robot pembantu di rumah sakit. Jika melihat seorang pasien yang nampak sedih, robot akan mendekati dan mungkin menghiburnya,“ kata Dr.Murray menambahkan. Protoptype robot pendamping manusia itu terutama menarik perhatian anak-anak. Mereka dapat bermain petak-umpet lebih baik dengan robot-robot semacam itu. Robot Berti selalu dijubeli penonton yang penasaran mendengarnya bicara dengan disertai gerakan yang selaras.

Dari para penonton dipilih beberapa orang untuk melakukan interaksi dengan Berti. Ini merupakan bagian dari riset yang dilakukan oleh Paul Bremner seorang kandidat Doktor yang sedang menyusun disertasinya di bidang robotik. Dialah yang memprogram Berti agar menunjukkan gerak-gerik seperti manusia. Bremner sedang menguji teori, bahwa manusia akan lebih tertarik pada robot semacam Berti jika robotnya bersikap seperti manusia.

“Manusia melakukan gestikulasi ketika berbicara. Jika robotnya tidak begitu, kita merasakan bahwa robot itu tidak berperilaku seperti manusia. Kita merasa robotnya tidak mengerti atau tidak bisa menarik keputusan pintar,“ kata Paul Bremner menjelaskan. Karena itu, Berti diprogram untuk dapat menunjukkan cukup banyak gerak-gerik seperti manusia, agar tidak dipandang terlalu kaku. Paul Bremner mengungkapkan lebih jauh : “Kami bukan mencoba menipu orang, tapi kami mencoba memberikan kesan, bahwa robotnya memberikan reaksi pintar setelah diprogram awal untuk memberikan respons pada apa yang kita katakan.“

Boleh disebutkan, Berti saat ini adalah robot yang paling menarik di seluruh dunia ketika berbicara. Pidato selama empat menit yang disampaikan robot ini, disertai dengan gestikulasi dan gerakan yang menarik. Untuk mengujicoba perhatian dari manusia, robot tsb selalu menjalin komunikasi dengan orang tua dan anak-anaknya yang mengamati display bersangkutan.

Kedengarannya amat menarik, jika kita suatu hari nanti dapat memiliki robot pendamping secerdas Berti. Robot yang dapat membantu pekerjaan di rumah, merespons emosi kita dan belajar untuk merawat kita seperti yang diinginkan. Kendalanya, harga robot pintar seperti Berti tidak akan terjangkau oleh kantong orang kebanyakan. Walaupun begitu pencipta Berti, Craig Fletcher dari Elumotion mengatakan, ia dapat melihat pemanfaatan praktis penerus Berti di masa depan.

“Salah satu kendalanya, yakni jika kita tidak mampu membuatnya terjangkau, kita tidak akan melihatnya di rumah biasa, tapi di sarana pelayanan kesehatan. Saya senang jika robot itu memiliki fungsi untuk menolong manusia. Tapi robot tidak akan menggantikan fungsi interaksi manusia. Robot hanya alat bantu. Sebagai pengganti seseorang, saya pikir waktunya bukan saat ini“, kata Fletcher.

Bagaimanapun juga, anak-anak amat menyukai robot Berti. Tampilannya yang amat sukses di Musium Ilmu Pengetahuan di London membangkitkan minat banyak orang pada alat bantu robot yang dapat mengenali emosi manusia. Banyak yang mengharapkan suatu hari nanti, harga robot pintas semacam Berti dapat terjangkau kantong orang awam, sehingga banyak yang dapat merasakan manfaat dari robot pintar semacam itu.

Catherine Drew/Agus Setiawan

Editor:Hendra Pasuhuk