1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

151009 Aidsprävention in Sambia

1 Desember 2009

Menurut data pemerintah Sambia, 16 persen perempuan yang hamil di negara Afrika itu terinfeksi HIV. Tanpa upaya pencegahan, sepertiga dari janin mereka akan ikut tertular virus mematikan ini.

https://p.dw.com/p/Kn0Q
Foto: DW/D. Scheschkewitz

Di Singonya, sebuah kampung kecil di stepa Sambia, sejumlah perempuan yang menggendong bayinya antri dekat mobil dinas kesehatan untuk mendapatkan perawatan Aids.

Menurut data pemerintah, sekitar 16 persen perempuan hamil di Sambia mengidap HIV. Sedikitnya sepertiga darinya akan mewariskan virus mematikan ini kepada janinnya jika mereka tidak mendapat perawatan. Ini dapat dicegah dengan obat tertentu. Suster Josephine Haampeyo mengepalai progam pencegahan "Mother to Child" atau penularan dari ibu ke anak. Ia bekerja sama dengan Rumah Sakit ProMissions di tenggara Sambia.

"Program ini melindungi janin dari penularan lewat rahim ibunya. Jika sistem kekebalan ibunya mengizinkan, maka ibu hamil menerima obat ini mulai minggu ke-28, jadi di bulan ketujuh. Setelah bayi lahir, obat ini masih harus diminum selama sebulan. Sampai saat ini, program ini cukup sukses, apalagi kalau perawatannya dimulai sedini mungkin. Banyak anak dilahirkan tanpa HIV."

Di rumah sakit Chikuni, sekitar 30 kilometer dari Monze, program pencegahan Aids sudah berjalan beberapa tahun. Salah satu bagian penting dari program ini adalah kampanye penyuluhan yang terutama ditujukan bagi para lelaki. Dr. Claudia Caracciolo memimpin rumah sakit di Chikuni. Baginya, pencegahan Aids, terutama bagi anak-anak, menyangkut masa depan seluruh Sambia.

"Program ini tak hanya bertujuan melindungi para perempuan tapi juga bayi yang baru lahir dan suami mereka. Saat kami mulai melakukan tes Aids bagi perempuan hamil, kendalanya adalah menggerakkan para perempuan untuk mengikuti tes itu. Waktu itu, banyak yang mengatakan: "Kami harus minta izin dulu pada suami." Jadi, kami harus meyakinkan para suami terlebih dulu. Sekarang para suami sudah menjadi bagian program pencegahan dan pasangan suami istri bersama-sama datang untuk diperiksa. Sekitar 400 lelaki mengikuti penyuluhan kami. Ini merupakan suatu keberhasilan karena semua istri yang hamil lalu bersedia untuk mengikuti tes HIV/Aids."

Perempuan yang positif mengidap virus Aids HIV disarankan untuk tidak menyusui anaknya. Karena janin juga dapat tertular HIV melalui ASI. Aspek seperti ini juga dimasukkan kampanye penyuluhan program perlindungan ibu dan anak. Meski begitu, tetap ada anak yang terinfeksi virus mematikan ini. Bagi mereka tersedia obat yang dapat meredam munculnya penyakit Aids. Syaratnya, simptom infeksi virus ini terdeteksi sedari awal. Marion Daka adalah perawat di bagian penyakit Aids di Rumah Sakit Monze:

"Kami sering terlambat memeriksa anak-anak, yang datang kebanyakan orang dewasa. Mereka sudah berkeluarga, tapi anaknya jarang dibawa saat tes. Kami harus berusaha agar semua anak, terutama yang berusia di bawah lima tahun, datang ke sini untuk diperiksa dan mendapatkan informasi."

Hanya dengan cara ini generasi muda Sambia dapat hidup bebas dari HIV/Aids.

Daniel Scheschkewitz/Ziphora Robina
Editor. Hendra Pasuhuk