1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tewasnya Pencari Suaka Tamil

29 Desember 2009

Pasca kematian seorang pencari suaka asal Tamil, Solidaritas Masyarakat Sipil untuk Pencari Suaka dan Pengungsi mendesak pemerintah Indonesia dan Australia mencari solusi lebih baik dalam menangani pencari suaka.

https://p.dw.com/p/LGM9
Nasib pengungsi Tamil mengenaskan. Mencoba mencari penghidupan lebih baik di tempat lain.Foto: AP

Anda tentu masih ingat beberapa kali para pencari suaka terdampar atau tertangkap di perairan Indonesia sebelum mereka mencapai megara tujuan suaka, Australia. Di negara ini, isu pengungsi yang menjadi kontroversi, menyebabkan tertahannya para pencari suaka itu di negara transit, yaitu Indonesia, salah satunya. Baru-baru ini berbagai LSM yang bergabung dalam Solidaritas Masyarakat Sipil untuk Pencari Suaka dan Pengungsi mengunjungi mereka dan menceritakan betapa malangnya nasib para pencari suaka tersebut dalam persinggahannya.

Baru-baru ini seorang pencari suaka asal suku Tamil, Sri Lanka, Yakob, meninggal dunia. Beberapa jam sebelumnya, almarhum sempat mengeluhkan sakit yang mendera perutnya. Karena kondisinya memburuk, ia dibawa ke rumah sakit. Dua jam kemudian, pihak rumah sakit mengizinkan Yakob untuk pulang. Rekannya pun membawa Yakob kembali ke kapal yang dihuni pencari suaka, yang bersandar di Pelabuhan Indah Kiat, Merak.
Pada malam harinya korban kembali mengeluhkan sakit serupa. Ia pun kembali dibawa ke rumah sakit tersebut. Beberapa jam kemudian, Yakob meninggal. Para aktivis yang tergabung dalam Solidaritas Masyarakat Sipil untuk Pencari Suaka dan Pengungsi menceritakan nasib para pengungsi lainnya pun tak kalah mengenaskan. Mereka menyesalkan pemerintah Indonesia dan Australia yang belum juga menemukan jalan keluar terbaik dalam menangani para pencari suaka. Rubrik Forum Pendapat kali ini bersama salah seorang aktivis Solidaritas Masyarakat Sipil untuk Pencari Suaka dan Pengungsi, Eka Pangulimara yang turut membantu para pencari suaka tersebut.

Ayu Purwaningsih

Editor: Hendra Pasuhuk