1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembuat Layar - Nils Molkentin

Menjadikan hobinya sebagai profesi: dia memproduksikan layar selancar angin dan memperbaiki layar-layar yang rusak. Sementara itu layar-layar yang tak bisa lagi diperbaiki, dibuatnya menjadi tas tangan.

https://p.dw.com/p/N1fY

Jika orang di daerah utara Jerman berbicara mengenai cuaca, maka pembicaraan tersebut bukanlah sekedar basa-basi. Bagi warga yang tinggal di pesisir pantai, amat penting untuk tahu tentang cuaca ini. Pertama, karena mereka menyukai olahraga air. Kedua, karena profesi mereka memang menuntutnya. Atau juga, untuk merencanakan liburan akhir pekan.

Untuk Nils Molkentin, semua alasan itu ia miliki. Dia selalu tahu dengan pasti, dari arah mana angin bertiup. Karena angin merupakan faktor yang sangat menentukan dalam profesinya, yang sekaligus juga menjadi hobinya. Dan rekan-rekan kerjanya yang lain pun tahu hal itu. Irmgard misalnya, wanita yang juga bekerja di wirausaha „Dmoch“, percaya prakiraan cuaca yang dikatkan Nils Molkentin. „Dari Nils orang bisa mendapat informasi tentang keadaan cuaca di akhir pekan. Dia mengikuti perkembangan cuaca dengan seksama. Kalau angin semakin keras, semakin sering pula terdengar dering HP-nya. Ini karena dia sudah membuat janji dengan teman-temannya untuk pergi surfing,“ kata Irmgard.

Membaca Perasaan Pelanggan

Gesichter Deutschlands NiMoP3
Foto: Nils Molkentin

Sebenarnya dunia Nils Molkentin tampaknya selalu terang benderang. Dengan usianya yang masih 26 tahun, dia bujang dan bebas menikmati hidupnya: setiap saat dia bisa saja meraih perlengkapan selancar, menjemput teman-temannya dengan bus VW-nya lalu menuju ke Denmark atau ke salah satu tempat surfing di bagian utara benua Eropa.

Namun itu sama sekali tidak berarti bahwa seluruh hidup Nils Molkentin tidak diliputi oleh masalah. Karena olahraga selancar atau pun selancar angin merupakan hobi yang menelan biaya tidak sedikit. Untung saja posisinya yang mapan di tempat kerja memungkinkan dia memperoleh pemasukan yang teratur. Hanya saja harus juga ditambahkan bahwa untuk Nils Molkentin bekerja di sana bukan cuma sekedar untuk mencari uang. Sudah 9 tahun dia menjahit layar. Ketika memulai profesi ini dia didorong oleh satu alasan yang sama, yakni cintanya pada laut. Keuntungan praktisnya, kalau layarnya rusak, dia bisa memperbaikinya sendiri.

Profesinya memang dijalaninya dengan penuh semangat. Namun menjelang akhir pekan, Nils Molkentin sepertinya tidak tahan duduk berlama-lama di mesin jahit. Dia ingin sekali cepat-cepat turun ke air. Hanya dia bukanlah orang yang terus-menerus dengan tidak sabar mengamati jarum jam untuk pulang kerja. Hal itu pun ditandaskan oleh atasannya Andrea Dmoch. Yang dilakukan Nils justru sebaliknya. Dia bisa merasakan apa yang bergayut di hati para peselancar yang layarnya masih harus diperbaiki. „Kalau layar yang harus diperbaiki baru masuk menjelang akhir pekan dan layar tersebut milik para penggemar olahraga air, dia pun menginginkan agar layar itu cepat-cepat dibetulkan sehingga bisa turun ke laut pada akhir pekan, sama seperti Nils yang mau surfing. Karena itu Nils tak sampai hati mengatakan, “Saya tidak bisa memperbaiki layar kamu”. Yang jelas dia akan membetulkan layar tersebut. Dan dengan itu para peselancar bisa bersenang-senang menikmati hobinya di akhir pekan.“

Bisnis Tambahan

Gesichter Deutschlands NiMoP2
Foto: DW

Kemahirannya dalam hal layar selancar ini mengantarkan Nils pada sebuah bisnis baru, yang sebenarnya datang secara spontan. “Saya bersama seorang saudara sepupu dan pacarnya membuat produksi baru dengan label 'Ho'ohakii'. Itu sebuah kata dari bahasa Hawaii dan kira-kira mengandung arti „unik“. Kami membuat tas tangan, dompet dan ikat pinggang dengan mengolah kembali bekas-bekas layar yang sudah tua dan sobek..“

Tas tangan dan hasil produksi lain dari bahan-bahan bekas ini dikerjakan secara profesional dan tampak sangat kokoh. Walaupun bisnis ini cukup berkembang dengan ppesat, Nils Molkentin sama sekali tidak berpikir untuk melepaskan profesinya sebagai penjahit layar. Dia orang yang sabar - sabar seperti para peselancar lainnya yang terus menunggu datangnya gelombang yang sempurna. Namun “Ho'ohakii” atau “unik“ tampaknya juga sangat cocok dengan kepribadian dan ide bisnisnya.

Matt Zuvela/Samuel Limahekin

Editor: Yuniman Farid