1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Duisburg Mengenang Korban Love Parade

31 Juli 2010

Sepekan berlalu, ribuan orang mengenang 21 orang yang menjadi korban tragedi Love Parade di Duisburg. Pejabat tinggi Jerman kembali menuntut kejaksaan mengungkap tuntas dan memberikan kosekuensi yang sesuai.

https://p.dw.com/p/OZ78
Bundestagspräsident Norbert Lammert (CDU, l), Bundeskanzlerin Angela Merkel (CDU, 2.v.l.), Bundespräsident Christian Wulff (2.v.r.), seine Frau Bettina (M) und die nordrhein-westfälische Ministerpräsidentin Hannelore Kraft (SPD) nehmen am Samstag (31.07.2010) in der Salvatorkirche in Duisburg an einem Gedenkgottesdienst für die Opfer der Loveparade-Katastrophe teil. Zum zentralen ökumenischen Gottesdienst in der Kirche sind die Angehörigen sowie Vertreter des Staates geladen. Am 24.07.2010 waren bei einer Massenpanik während der Loveparade 21 Menschen ums Leben gekommen, hunderte wurden verletzt. Foto: Harald Oppitz dpa/lnw
Pejabat tinggi pemerintahan Jerman dalam upacara peringatan tragedi Love Parade di Duisburg.Foto: picture alliance/dpa

Tuntuan keadilan kembali terucap dalam upacara peringatan korban tragedi Love Parade yang menewaskan 21 orang di Duisburg, pekan lalu.

"Sangat penting bagi mereka yang ditinggalkan, bahwa rakyat ikut berduka cita bersama mereka, bahwa jutaan manusia ikut bersimpati," ujar Presiden Jerman, Christian Wulf kepada stasiun radio 1Live. Wulf menambahkan, sesorang harus mengambil tanggungjawab atas tragedi pekan lalu dan menerima kosekuensi yang sesuai.

Sebelumnya Perdana Menteri Nordrhein-Westfalen, Hannelore Kraft yang berpidato di hadapan keluarga korban dan pejabat tinggi Jerman, menyebut para korban sebagai pemuda-pemudi yang "sedang menyambut masa depan mereka."

Menungkap Tuntas Tragedi Love Parade

"Bagaimana ini bisa terjadi?" tanyanya pada upacara pemakaman di gereja Salvator di Duisburg yang juga dihadiri oleh Kanselir Angela Merkel dan sejumlah menteri, Minggu (31/7). "Siapa yang bertanggungjawab?"

"Kita berutang pada para korban dan pada diri kita sendiri untuk mengungkap tuntas tragedi ini," ujar Kraft dengan suara terbata-bata. Saat yang bersamaan ia berterimakasih pada regu penyelamat yang turut hadir dalam upacara tersebut.

Kraft berjanji akan memotong jalur birokrasi untuk memberikan pertolongan bagi keluarga korban. "Tapi kami memahami, kami tidak akan mampu meredakan kepedian anda," tandasnya.

Mehrere hundert Menschen nehmen am Samstag, 31. Juli 2010 in Duisburg, Nordrhein-Westfalen, an einem Trauerzug zum Gedenken an die Opfer der Loveparade teil. Sie starteten 21 schwarze und 511 weisse Luftballons zur Erinnerung an die Toten und Verletzten. Durch eine Massenpanik eine Woche zuvor bei der Loveparade am Samstag, 24. Juli 2010 waren 21 Menschen ums Leben gekommen. (apn Photo/Hermann J. Knippertz) --- People take part on a rally for the victims of the Loveparade in Duisburg, Germany, on Saturday, July 31, 2010. (apn Photo/Hermann J. Knippertz)
Ribuan orang berjalan menuju lokasi kejadian di bekas stasiun penyimpanan peti kemas di Duisburg, minggu (31/7), untuk mengenang 21 korban yang tewas pada festival Love Parade pkan lalu.Foto: AP

Sauerland Tolak Mundur

Sementara Walikota Duisburg, Adolf Sauerland yang merupakan salah satu penanggungjawab festival Love Parade, menolak untuk menghadiri upacara pemakaman dengan dalih kehadirannya akan menjadi provokasi. Ia kembali menepis desakan agar mengundurkan diri yang belakangan juga muncul dari partai sendiri.

Ribuan posisi disiagakan untuk menyambut ribuan orang yang menghadiri upacara pemakaman. Situasi terutama memanas lantaran banyaknya ancaman pembunuhan terhadap penanggungjawab festival di Duisburg. Sebagai langkah pengamanan, upacara dilaksanakan secara serentak di 12 gereja yang tersebar di Duisburg.

Menjelang sore hari sekitar 2000 orang berjalan bersama menuju lokasi kejadian di bekas stasiun penyimpanan peti kemas di pusat kota. Lautan lilin menerangi terowongan yang menjadi tempat terjadinya tragedi yang menewaskan 21 orang tersebut.

Rizki Nugraha/dpa/afpd/rtr
Editor: Luky Setyarini