1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikPalestina

Netanyahu: Tentara Israel Tembus 'Jantung Kota Gaza'

8 November 2023

PM Israel Netanyahu mengatakan bahwa tentara Israel telah berhasil 'mengepung' Kota Gaza. Israel meminta ribuan warga sipil Gaza untuk mengungsi ke selatan.

https://p.dw.com/p/4YXTv
Pasukan militer Israel memasuki jantung kota Gaza
Netanyahu mengatakan bahwa militer Israel "meningkatkan tekanan terhadap Hamas setiap jam, setiap hari"Foto: Israeli Defense Forces/Handout via REUTERS

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan telah berhasil "mengepung” kota Gaza, sementara Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant menyebut bahwa pasukannya telah "beroperasi di dalam” jantung kota terpadat di Gaza, pada Selasa (07/11).

"Kota Gaza telah dikepung, kami berhasil beroperasi di dalamnya," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi. "Kami meningkatkan tekanan terhadap Hamas setiap jam, setiap hari. Sejauh ini, kami telah membunuh ribuan teroris, baik di atas tanah maupun di bawah tanah," tambahnya.

Operasi Darat Israel di Jalur Gaza
Pasukan militer Israel terlihat kembali beroperasi di dalam jantung kota Gaza, Selasa (07/11)Foto: Israel Defense Forces/Xinhua/picture alliance

PM Israel itu kembali menolak gencatan senjata dan mengatakan bahwa kembalinya pengiriman bahan bakar tidak akan mungkin terlaksana, kecuali Hamas membebaskan para sandera yang masih ada. Netanyahu juga mengulangi seruannya agar warga sipil mengungsi ke selatan Gaza untuk menghindari pertempuran.

"Kami tidak akan berhenti," tegas Netanyahu.

Menhan Israel juga mengatakan bahwa pemimpin Hamas yang paling senior di Gaza, Yahya Sinwar, terisolasi di dalam bunkernya karena pasukan Israel "memperketat penjagaan" di sekitar Kota Gaza.

Para pejabat Israel itu berbicara pada peringatan satu bulan sejak serangan teror Hamas yang menewaskan sekitar 1.400 warga Israel dan menjadi pemicu konflik yang meluas saat ini. Berbagai peringatan, termasuk mengheningkan cipta selama satu menit, berlangsung pada Selasa (07/11) untuk menghormati para korban.

Perang Israel-Hamas, Kehancuran di Kota Gaza
Jumlah korban tewas di Gaza tembus 10.320 orang, kata Kementerian Kesehatan GazaFoto: Mohammed Al-Masri/REUTERS

Jumlah korban tewas di Gaza menurut Hamas lebih dari 10.300 orang

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan bahwa serangan udara bertubi-tubi yang dilakukan Israel ke wilayah Palestina hingga kini telah menewaskan sedikitnya 10.320 orang, sejak konflik meletus satu bulan yang lalu.

Menurut Kemenkes, jumlah korban tewas tersebut, yang belum dapat diverifikasi secara independen, termasuk lebih dari 4.200 anak-anak.

Konflik Israel-Hamas meluap sejak 7 Oktober lalu, ketika militan Hamas melakukan serangan teror mematikan di Israel selatan, yang kemudian dibalas Israel dengan rentetan serangan udara dan operasi darat berskala besar di Gaza.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden baru-baru ini mempertanyakan keakuratan angka-angka yang diberikan oleh kementerian tersebut, yang merupakan bagian dari pemerintahan yang dikuasai Hamas. AS, Uni Eropa, Jerman dan sebagian besar Eropa mengkategorikan Hamas sebagai organisasi teroris.

PBB dan organisasi internasional lainnya mengatakan, jumlah korban tewas versi kementerian kesehatan di Gaza dalam konflik-konflik sebelumnya secara umum telah terbukti dapat diandalkan.

Israel kembali meminta warga sipil Gaza untuk pindah ke selatan

Pasukan Pertahanan Israel IDF memberikan waktu empat jam kepada warga Gaza yang masih berada di bagian utara untuk pindah ke bagian selatan, pada Selasa (07/11).

IDF juga mengatakan bahwa "ribuan" warga Palestina telah melewati koridor evakuasi yang mereka buka untuk warga sipil.

Menurut kantor berita Reuters dan The Associated Press (AP), warga yang melarikan diri di sepanjang rute tersebut terlihat melewati tank-tank militer yang kemungkinan besar akan mulai menyerbu jantung Kota Gaza, yang merupakan rumah bagi sepertiga dari 2,3 juta penduduk Palestina.

Israel mengklaim telah berhasil mengepung Kota Gaza, demi tekadnya untuk membasmi militan Hamas setelah serangan teror terhadap Israel 7 Oktober lalu.

Ketika Israel mengintensifkan serangannya di Gaza utara, Israel berulang kali memperingatkan warga sipil untuk mengungsi ke wilayah selatan. Namun para jurnalis di lapangan mengatakan, wilayah selatan juga diserang dengan bom.

Israel mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya untuk membatasi korban sipil dan hanya menargetkan basis Hamas, di mana beberapa di antaranya menurut Israel terletak di terowongan di bawah fasilitas warga sipil.

Menteri Luar Negeri G7 di Tokyo
Selasa (07/11), Menlu G7 mengadakan pertemuan untuk membahas konflik Israel-Hamas di TokyoFoto: Toshifumi Kitamura/Pool Photo via AP/picture alliance

Menlu G7 mencari jalan tengah bagi konflik di Gaza

Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa isu kemanusiaan dalam perang Israel-Hamas di Gaza menjadi topik diskusi dalam pertemuan para menteri kelompok G7 di Tokyo pada Selasa (07/11).

Namun terdapat perbedaan pendapat di antara para anggota G7. Prancis menjadi satu-satunya yang mendukung resolusi Majelis Umum PBB bulan lalu, untuk mengupayakan "gencatan senjata kemanusiaan". Amerika Serikat justru memberikan suara menentang, sementara Jepang, Inggris, Italia, Jerman, dan Kanada memilih untuk abstain.

Baerbock mengatakan: "Bagi saya, jelas bahwa teroris Hamas telah membawa penderitaan yang tak terhingga bagi Israel dan warga sipil Palestina di Gaza, akibat serangan mengerikan pada tanggal 7 Oktober. Hamas tidak bisa dibiarkan menjadi penentu nasib rakyat di Jalur Gaza," tambahnya.

Menlu Jepang Yoko Kamikawa berpendapat, "meskipun kami akan menahan diri untuk tidak melakukan penilaian hukum atas tindakan militer Israel, secara umum, norma-norma dasar hukum humaniter internasional harus dipatuhi.”

Menlu Prancis Catherine Colonna juga mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai "keperluan untuk menanggapi kebutuhan warga sipil di Gaza, demi menghormati hukum humaniter internasional."

(kp/rs/hp)